Pelanggaran hak cipta menjadi isu yang seksi dalam industri kreatif. Tidak hanya menyoal konten film, buku dan musik, tapi juga pemberitaan di media daring maupun akun gosip di sosial media.
Tak sekali ditemukan berita yang wawancaranya dilakukan secara eksklusif, dicomot tanpa menyebutkan sumber. Padahal pencatutan sumber ini hal penting menurut Steve Christian selaku CEO KapanLagi Youniverse (KLY).
"Kita harus saling menghargai copyright. Katakanlah ada satu konten atau berita pertama kali ditulis oleh media A, ada baiknya setiap kali pemberitaan diulang disebutkan bahwa sumber konten ini diambil atau dilansir dari media A.
Praktek seperti itu belum dilakukan di sini (Indonesia)," kata Steve dalam jumpa pers di acara XYZ Day 2018 di The Hall Senayan City, Jakarta Pusat, Rabu (25/4/2018).
"Di luar (negeri) seperti kita baca Times, setiap ada berita dari media lain dicantumkan berita ini dikutip dari mana. Hal seperti ini yang harus dilakukan untuk membangun media di Indonesia," ucapnya.
Acuan media di Indonesia bukan lagi antar vertikal. Melainkan mencakup semua media pemberitaan daring yang tumbuh secara signifikan di Indonesia. Karena menurut Steve, saingan bukan lagi media dalam negeri, tetapi media asing.
"Karena perkembangan digital industry itu semakin pesat, saingan kita sih bukan antar media di Indonesia, tapi media asing. Kita bisa sebut frienemies, friend tapi juga enemy. Karena kita berperang dalam kue yang sama. Kita sebagai penggerak media harus banyak kerjasama," tegasnya.
Sumber : kapanlagi.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar