Dalam artikel dipaparkan burung memiliki protein di mata yang berguna sebagai kompas. Lewat protein itu, mereka dapat melihat medan magnet bumi yang digunakan sebagai petunjuk arah layaknya GPS.
Kemampuan makhluk hidup untuk mendeteksi medan magnet rupanya tak hanya dimiliki burung saja.
Peristiwa lainnya
Temuan baru yang terbit di Current Biology menyatakan bahwa penyu tempayan (Caretta caretta) yang bersarang di pantai juga dapat mendeteksi medan magnet yang berfungsi sebagai GPS.
Setelah penyu menetas, ia akan melakukan migrasi hingga ribuan kilometer bahkan sampai melintasi Samudera Atlantik sampai bertahun-tahun. Uniknya, mereka dapat kembali ke pantai tempat menetas.
" Penyu tempayan adalah makhluk menakjubkan yang bermigrasi melintasi Samudera Atlantik dan dapat kembali ke sarang tempat mereka menetas atau ke pantai lain yang memiliki medan magnet yang mirip," ujar Kenneth Lohmann, profesor biologi di University of North Carolina, Chapel Hill, dilansir Futurity, Jumat (13/4/2018).
Temuan ini memberi pemahaman baru bagaimana penyu atau kura-kura memiliki kemampuan navigasi yang baik untuk kembali ke sarang.
Dalam temuan ini, peneliti mengatakan penyu memiliki sistem untuk memprediksi jejak magnetik yang ditinggalkan saat mereka menetas. Jejak magnetik di sepanjang pantai itu digunakan sebagai petunjuk untuk pulang.
Meski begitu, GPS penyu tidak selalu tepat. Kadang kala penyu kembali ke pantai yang salah, kerena mereka mendeteksi lingkungan medan magnet yang sama dengan sarang pertama mereka.
Peneliti menemukan beberapa penyu menuju ke pantai yang secara geografis jauh dari pantai tempat menetas.
Menurut tim peneliti, temuan ini dapat digunakan untuk memajukan upaya konservasi penyu dan hewan migran lain seperti salmon, hiu, dan burung di masa depan.
"Dinding laut, jaringan listrik, dan bangunan pantai besar dapat mengubah medan magnet yang dihadapi penyu," ujar Lohmann.
SUMBER:KOMPAS.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar