Insiden tersebut menjadi salah satu yang paling kejam dalam serangkaian aksi protes selama lima minggu terakhir. Tiga orang tewas dan puluhan lainnya dilaporkan terluka.
Peristiwa lainnya
Dikutip dari Time.com pada Senin (30/4/2018), kekerasan itu terjadi tak lama setelah seorang pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) mendesak Israel, untuk tidak menggunakan kekuatan berlebih dalam menghadapi para pengunjuk rasa.
Setidaknya 38 orang tewas oleh tembakan langsung Israel dan lebih dari 1.600 terluka dalam aksi protes berminggu-minggu, sejak 30 Maret lalu.
Israel telah menolak kritik internasional, berdalih tindakannya bertujuan membela kedaulatan wilayah perbatasan. Sebaliknya, Israel justru menuduh para pemimpin Hamas, sebagai pendorong terjadinya aksi protes tersebut.
Dalam kerusuhan Jumat, kerumunan besar berkumpul beberapa ratus meter dari perbatasan, dengan melakukan aksi lempar batu dan membakar ban, yang terus berulang sejak beberapa minggu sebelumnya.
Menjelang sore, puluhan pemuda bergerak sekitar 200 meter ke selatan, mendekati pagar perbatasan. Massa kemudian mencoba menerobos pagar dengan kait dan pemotong kawat ketika pasukan Israel melepaskan tembakan.
Peristiwa lainnya
Ratusan pengunjuk rasa lainnya berlari menyusul ke kawasan perbatasan, dan jumlahnya bertambah dengan cepat menjadi beberapa ribu orang.
Kendaraan lapis baja Israel melaju ke tempat itu, berupaya membubarkan massa dengan rentetan tembakan gas air mata.
Saat tembakan meletus, kerumunan orang bubar. Puluhan ambulans Palestina menyusuri jalan tanah berbatu untuk mengevakuasi korban tewas dan terluka.
Beberapa orang di kerumunan berteriak "syahid" ketika para jenazah dibawa pergi dengan tandu.
Para pejabat kesehatan Palestina melaporkan tiga orang tewas dan 611 orang terluka, termasuk 138 orang yang terkena tembakan dalam insiden di sepanjang perbatasan.
SUMBER:LIPUTAN6.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar