Menariknya, kedua alat kayu tersebut bukanlah buatan nenek moyang kita, melainkan manusia Neanderthal, ujar para peneliti dari Spanish Centro Nacional de Investigación sobre la Evolución Humana (CENIEH)
Sedimentasi tanah di lokasi penemuan menunjukkan bahwa alat kayu tersebut berusia 90.000 tahun atau pada masa Paleolitik Tengah ketika manusia Neanderthal hidup di Eropa.
"Sejumlah bukti membuktikan secara langsung dan tidak, bahwa kayu memainkan peran penting dalam pengembangan teknologi Neanderthal," tulis para peneliti di jurnal PLOS One.
Temuan ini pun menjadi bukti langka artefak kayu oleh Neanderthal yang jarang ditemukan karena mudah terurai di dalam tanah.
Dalam jurnal PLOS One, para peneliti secara khusus mempelajari salah satu dari kedua alat kayu tersebut.
Mereka menemukan bahwa sepupu tua Homo sapiens ini membuat alat tersebut dari kayu pohon Yew atau sejenis pohon cemara yang dibelah secara membujur. Setengah dari kayu ini digosongkan dengan api sebelum ditajamkan dengan batu agar lebih kuat dan tahan lama.
Para peneliti juga mendapati bahwa bagian ujung alat tersebut kondisinya aus karena sering digunakan untuk menggali tanah, memecah batu atau membuat lubang untuk tempat perapian.
Menurut para peneliti, bahan kayu dipilih oleh Neanderthal karena lebih mudah dibentuk menjadi berbagai macam alat bantu dalam bekerja, daripada bahan batu atau tulang.
Seperti diketahui, manusia Neanderthal jarang menggunakan peralatan kayu dan tidak semuanya diketahui peneliti.
Sejumlah peralatan kayu yang pernah ditemukan adalah sebuah senjata kayu berusia 300.000 tahun yang ditemukan di Jerman pada tahun 2005. Lalu, peralatan kayu berusia 171.000 tahun yang ditemukan di Tuscany, Italia dan makalahnya akan terbit tahun ini.
Sementara itu, penemuan di semenanjung Iberian tersebut mengukuhkan pembuktian adanya penggunaan peralatan kayu yang tersebar luas di seluruh Eropa pada zaman Palaeolitik.
"Zaman Palaeolitik Tengah Awal dan Akhir di sebuah wilayah akan memiliki ciri-ciri adanya kecenderungan terhadap sebuah perubahan yang besar," ungkap tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog dari CENIEH, Joseba Rios-Garaizar, tersebut.
Dikutip dari Sciencealert, Senin (9/4/2018), jauh dekatnya pencarian bahan baku, kecenderungan menggunakan peralatan dari batu, perkembangan teknologi berburu yang rumit, pengendalian dan penggunaan api, pemanfaatan alat-alat dari bahan tulang, peningkatan perburuan mangsa tertentu dan eksploitasi sumber daya laut, adalah perubahan perilaku manusia yang sangat luar biasa.
"Kami sekarang harus menambahkan perkembangan teknologi kayu yang rumit untuk memahami perilaku manusia purba dan menggambarkan populasi Neanderthal yang beradaptasi dengan baik dan fleksibel di wilayah ini," tulis mereka di makalah.
SUMBER:KOMPAS.COM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar